Sabtu, 05 November 2011

Tour of our galaxy's visible nebulae

Kamis, 03 November 2011

ASTEROID MENABRAK BUMI

Dalam mitos bangsa Mesir, Apophis adalah roh setan yang menimbulkan kehancuran, ingin membawa kegelapan abadi ke dunia.
Sebuah nama yang cocok, menurut para ahli astronomi, untuk kekacauan yang akan menghantam Bumi dari angkasa. Para ahli sedang mengamati asteroid berukuran 390 meter yang ditemukan 19 Juni 2004 yang memiliki potensi untuk bertabrakan dengan planet ini, dan terus mengingatkan pemerintah untuk bertindak.
NASA telah memperkirakan kemungkinan untuk asteroid ini untuk menabrak Bumi pada tahun 2036 akan melepaskan lebih dari 100.000 energi bom atom yang diledakkan di Hiroshima. Ribuan kilometer persegi wilayah Bumi akan langsung hancur tetapi seluruh Bumi akan mengalami efek sebagai akibat debu yang terbang ke atmosfir.
Dan, para ahli berkata, hanya ada sedikit waktu untuk membuat keputusan. Pada sebuah pertemuan untuk Near-Earth Objects (NEO) di London, para ilmuwan berkata diperlukan beberapa dekade untuk merancang, menguji, dan membuat teknologi yang diperlukan untuk mengubah arah asteroid. Monica Grady, seorang ahli meteroit pada Open University, berkata “Ini bukanlah pertanyaan tentang kapan, atau jika, sebuah objek menabrak Bumi. Banyak objek lebih kecil yang menabrak Bumi tetapi hancur di atmosfir dan kita tidak mengalami dampaknya. Tetapi untuk objek NEO yang lebih besar dari 1 km (lebar) akan menabrak Bumi setiap beberapa ribu tahun dan NEO yang lebih dari 6 km akan memusnahkan kehidupan Bumi, setiap beberapa juta tahun. Kita sedang dalam masa untuk yang besar.
Apophis adalah salah satu asteroid yang terus menerus berada dalam pengawasan NASA, karena memang berpotensi menabrak Bumi. Apophis yang juga dikenal sebagai 2004 MN4 sampai akhir tahun 2004 masih menjadi asteroid dengan kemungkinan tabrakan paling tinggi di tahun 2029. Namun awal tahun 2005 data radar menunjukan penurunan kemungkinan. Dan dalam beberapa bulan kemudian, kemungkinan terjadinya tabrakan pada tahun 2036 juga semakin merosot dan pada akhirnya mencapai angka perbandingan 1:45000
Seorang anak berusia 13 tahun yang setingkat SMP berhasil mengkoreksi perhitungan tabrakan asteroid Apophis. Tabrakan yang menurut NASA awalnya diperkirakan hanya 1:45000 menjadi naik perbandingannya karena apophis diperkirakan akan menabrak salah satu satelit yang mengelilingi Bumi.
Perhitungan Nico Marquardt menunjukan pada tanggal 13 Oktober 2008, saat melakukan pertemuan terdekat dengan Bumi, Apophis akan memiliki kemungkinan menabrak 1 dari 40000 satelit yang ada dan mengalami perubahan lintasan orbit. Perubahan tersebut akan kembali terjadi tahun 2029 saat mendekati Bumi karena kembali Apophis kemungkinan akan mengalami tabrakan dengan satelit. Akibatnya pada tahun 2036, pada saat pertemuan dengan Bumi kemungkinan Apophis akan menabrak Bumi menjadi 1:450 atau seratus kali lebih tinggi dari perkiraan NASA.
Alan Fitzsimmons, seorang ahli astronomi dari Queen’s University berkata “Apabila dia melewati kita pada tanggal 13 April 2029, maka pada tahun 2036 dia akan menghantam kita”.
Apophis Siap menabrak Bumi pada tahun 2036
(Ilustrasi apophis menambrak bumi di tahun 2036)
Secara resmi pihak NASA mengeluarkan rilis berita tentang kemungkinan tabrakan Apophis. Berita yang beredar juga menyebutkan kalau Nico Marquardt dan NASA sudah mencapai kesepakatan, bahkan NASA telah mengakui kalau ada kesalahan dalam perhitungan mereka.
Dari kantor Near-Earth Object (NEO) Program di NASA’s Jet Propulsion Laboratory, Pasadena, Calif, dinyatakan bahwa NEO tidak pernah merubah estimasi yang ada saat ini terhadap kemungkinan tabrakan Apophis. Apophis tetap akan memiliki kemungkinan tabrakan yang rendah dengan Bumi yakni 1 : 45000 di tahun 2036. Bahkan NASA khususnya dari NEO Program menyatakan, para peneliti mereka belum pernah melakukan kontak maupun korespondensi dengan siswa tersebut.
Dalam berita sebelumnya, dinyatakan Nico Marquardt melakukan perhitungan terhadap kemungkinan tabrakan antara asteroid Apophis dengan satelit buatan sepanjang close encounter (pertemuan terdekat) degan Bumi pada tahun 2029.
Sayangnya, pada tahun 2029 saat asteroid Apophis tersebut mendekati Bumi, ia tidak akan melewati area di dekat sabuk utama satelit Geosynchronous. Dengan kata lain, kesempatan terjadinya tabrakan dengan satelit buatan sangat jauh.
Karena itu, pertimbangan skenario kemungkinan tabrakan dengan satelit tetap tidak akan mempengaruhi kemungkinan tabrakan yang sudah diperhitungkan saat ini, yakni satu berbanding 45.000.
NASA, khususnya program NEO, bertugas untuk mendeteksi dan mencari jejak asteroid dan komet yang melintas dekat Bumi. Mereka akan mencari dan menghitung jejak orbit si objek untuk menentukan apakah peristiwa itu berbahaya bagi Bumi atau tidak.
Press Release NASA
pancellfc.wordpress.com

Rabu, 02 November 2011

Planet Berlian

Astronom berhasil menemukan planet berlian yang terbentuk dari bintang mati. Planet tersebut mengorbit pulsar bernama PSR J1719-1438. Pulsar adalah bintang kecil yang berputar cepat dan mengemisikan gelombang radio. Penemuan planet ini dipublikasikan di jurnal Science, Kamis (25/8/2011).
Penemuan ini merupakan yang ketiga sejak 1800 di mana didapatkan planet yang mengorbit sebuah pulsar. Hal yang istimewa dari planet ini ialah ukurannya. Maksimal, planet berukuran 40 persen Jupiter. Jika lebih besar, planet pasti sudah masuk di medan gravitasi bintangnya dan musnah sebelum ditemukan. Namun, meski berukuran kecil, planet ini memiliki massa lebih besar dari Jupiter. Hal ini memberi petunjuk akan asal-usul planet yang dipercaya mayoritas memiliki kandungan oksigen dan karbon.

Planet ini ditemukan setelah pulsarnya ditemukan lebih dulu. Pulsar ditemukan pada tahun 2009 oleh tim ilmuwan yang dipimpin oleh Matthew Bailes dari Swinburne University of Technology di Melbourne dengan teleskop Parkes di New South Wales. Sebulan kemudian, tim ilmuwan itu melihat bahwa ada "gangguan" ketika mengamati pulsar, menandakan adanya planet yang mengorbit pulsar tersebut.
Keberadaan planet itu kemudian dikonfirmasi oleh teleskop yang lebih besar di Inggris dan Amerika Serikat. Planet diketahui mengorbit pulsar dengan periode 2 jam 10 menit saja. Jarak antara planet dan pulsar adalah 600.000 km. Diameter planet lebih kurang hanya 60.000 km. Para astronom percaya, planet adalah inti dari bintang besar yang telah mati.
Bagaimana bintang kemudian bisa menjadi planet berlian? Prosesnya sedikit rumit. Seperti yang diuraikan di Space, Kamis (25/8/2011), pulsar dan planet mulanya adalah 2 bintang yang saling mengorbit di sebuah sistem bintang ganda. Ketika salah satu bintang menua dan meledak, ia menjadi bintang merah raksasa dan kemudian berubah menjadi bintang katai putih.
Planet lain mulai mengisap materi dari planet itu. Planet lain itulah yang menjelma menjadi pulsar PSR J1719-1438. Semakin banyak materi yang diisap, pulsar tersebut berputar semakin cepat. Astronom mengatakan, pulsar bisa berputar 10.000 kali dalam 1 menit sehingga disebut pulsar milidetik. Massa pulsar milidetik alias si PSR J1719-1438 adalah 1,4 kali Matahari dan berdiameter 20 km. Biasanya, bintang katai putih tetap akan mengorbit pulsar, tetapi bisa juga bintang ini "dimakan" olehnya.
Dalam kasus bintang berlian, inti dari katai putih gagal "bersatu" dengan pulsar. "Ketika jarak antara pulsar dan katai putih sangat dekat, katai putih kehilangan banyak materialnya dan terlempar keluar di zona aman dari radius bintang," kata Bailes. Akhirnya, terciptalah planet yang sebenarnya adalah inti dari bintang.
Dari bintang menjadi planet diketahui bahwa jumlah materi yang hilang adalah 99,9 persen. Lalu, apakah planet berlian ini cemerlang layaknya berlian? "Ini sangat spekulatif. Tetapi, jika Anda menyinarinya, saya rasa tak ada alasan bagi planet ini untuk tidak cemerlang seperti berlian," kata Travis Metcalfe dari National Center for Atmospheric Research di Boulder, Colorado. Kabar buruknya, sangat sulit untuk menjangkau planet berlian ini karena berjarak 4.000 tahun cahaya di konstelasi Serpens.